SELAMAT DATANG DI BLOG MTSN WATAMPONE...***Menjadikan Siswa Unggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Takwa***

Minggu, 12 Juli 2009

MENJADI GURU PROFESIONAL BERBASIS TEKNOLOGI KOMPUTER


Cara mengajar jadul (jaman dulu) seperti ceramah didepan siswa, kemudian siswa cuma memperhatikan guru sampai bunyi bel tanda pelajaran sudah usai Atau menggunakan metode mengajar yang agak ekstrim lagi seperti jAm mengajar mulai, guru masuk. Mengabsen, bicara ala kadarnya kemudian memanggil satu siswa maju kedepan, memberi buku untuk dicatat di papan tulis dan siswa lainnya ikut mencatat apa yang dicatat temannya dipapan tulis. Kemudian guru permisi katanya sebentar ada keperluan dikantor. Eh...tahunya, bel tanda pelajaran usai berbunyi guru yang bersangkutan baru masuk ke kelas dan tanpa berdosa mengatakan didepan siswa-siswinya catatan dilanjutkan minggu depan kemudian kerjakan LKSnya. Cara-cara mengajar di atas sebaiknya dikurangi atau kalau bisa dihilangkan.
Dijaman sekarang, yang serba komputerisasi cara mengajar guru seharusnya lebih kreatiflah agar siswa dapat lebih menangkap apa yang disampaikan guru dan proses belajar mengajar tidak berjalan satu arah saja. Guru saja yang aktif sedangkan siswa cuma mengamati (pasif). Atau sebaliknya, siswa yang aktif (mengerjakan LKS saja) dan guru pasif.

Media pembelajaran juga berperan besar dalam proses belajar menjagar. Sewaktu saya mengikuti seminar dan diklat pada tanggal 3 - 4 Juli 2009 di Wisma Aliyah MAN Model Makassar dengan tema "Menjadi Guru Profesional Berbasis Teknologi Komputer" yang dilaksanakan oleh Cendikia Institute Makassar. Nara Sumber pada seminar dan diklat ini adalah Prof. Dr. Muhammad Jufri S.Psi., M.Si (Guru Besar UNM Makassar), Prof. Dr. H.A. Qadir Gassing HT, MS (Pembantu Rektor I UIN Alauddin), Dr. Muh. Akbar, M.Si (Deputi Rektor Universitas Fajar Makassar), Prof. Dr. Hamzah Upu, M.Ed (Guru Besar UNM Makassar), Dr. Muh. Halifah Mustami, M.Pd (Pakar Media Pembelajaran UIN Alauddin), Nursalam, S.Pd., M.Si (Dosen Teknik Informatika UIN Alauddin). Materi yang dibawakan oleh nara sumber-nara sumber ini sangat membantu buat guru yang benar-benar ingin profesional dalam bidangnya.

Dr. Muhammad Jufri, S.Psi., M.Si., mengungkapkan mengapa media Komunikasi diperlukan? MAkin banyak dan bervariasi media yang digunakan, makin banyak pula panca indera siswa yang dilibatkan sehingga penerimaan siswa terhadap informasi makin tinggi. Penelitian tentang media oleh Edgar Dale: pengalaman belajar siswa, 75% dari penglihatan, 13% dari pendengaran dan 12% dari indera lainnya. Sedangkan oleh Gordon Bell: hanya 7% siswa memahami dari apa yang kita katakan, 38% dari vocal behaviour dan 55% dari non verbal (body posture). NAh, jelaslah disini, jika kita menggunakan media pembelajaran berbasis komputer sangat mempengaruhi proses belajar siswa.
Dr. Muh. Halifah Mustami, M.Pd dan Nursalam, S.Pd., M.Si menyajikan dan mempraktekkan materi tentang Desain Media Pembelajaran Melalui komputer (Power Point 2007). Peserta seminar yang membawa laptop agak terbatas, maka kita dikelompok-kelompokkan dan masing-masing kelompok membuat media pembelajaran menggunakan Power Point 2007. Buat saya ini sangat menarik, karena biasanya saya membuat media pembelajaran untuk siswa menggunakan power point 2003, karena power point 2007 belum terlalu dikuasai atau masih terbatas. Dengan adanya seminar dan diklat ini, sangat membantu buat saya dan mudah-mudahan buat guru lainnya. Kemudian berusaha untuk membuat sendiri media pembelajaran berbasis komputer.

Pada seminar dan diklat juga dipaparkan bimbingan teknis Penyusunan Portofolio oleh Dr. Hamzah Upu, M.Ed.
Sekarang gencar-gencarnya pemerintah dengan Program sertifikasi guru. Pemerintah menginginkan guru yang sudah tersertifikasi akan menjadi guru yang lebih profesional sehingga dapat mencerdaskan dan memajukan bangsa. Karena peran guru sangatlah menentukan kemana arah bangsa ini.Oke, buat guru yang sudah tersertifikasi, jadilah guru yang betul-betul profesional.

Senin, 06 Juli 2009

WORKSHOP MGMP BLOCK GRANT SEMESTER I KAB. BONE


MGMP Block Grant Semester I Kab. Bone untuk semester I dilaksanakan di Hotel Sarlim mulai tanggal 28 sampai 30 Juni 2009 dengan jumlah peserta 84 orang, yang terdiri atas masing-masing 7 guru dari bidang studi Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, Penjas, TIK dan BK. MGMP ini didanai oleh LPMP Provinsi Sulawesi Selatan.

MGMP ini sebenarnya akan dibuka oleh Kepala Dinas Kabupaten Bone Bapak Drs. H. Taswin Arifin tapi berhubung lagi berhalangan (ada kegiatan lain) maka diwakili oleh Bapak Drs. Anwar A. Wahid selaku Kepala Bidang SMP/MTs Kab. Bone dan pada hari kedua beliau baru sempat hadir.
Pemateri pertama pada MGMP ini dibawakan oleh Drs. Anwar A. Wahid tentang Peningkatan Kompetensi Guru. Beliau menjelaskan bagaimana kita selaku guru yang ditakdirkan menjadi sosok pemimpin disetiap kelas yang bertugas mempengaruhi proses belajar siswa/ perilaku siswa dalam belajar, berbuat sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi guru harus mampu mengarahkan belajar siswa, melatih keterampilan siswa, dapat membaca dan memahami siswa, fleksibel/ tidak kaku, memberdayakan siswa, memberikan contoh atau suri tauladan, memberi penghargaaan pada siswa (yang diberi penghargaan bukan Cuma siswa yang pintar tetapi menghukum siswapun harus dalam bentuk penghargaan).

Pemateri kedua oleh Drs. Amir Daud, M.Pd dari LPMP Provinsi Sulawesi Selatan yang membahas tentang Lesson study. Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan.Pemateri selanjutnya adalah Drs Rusdi M.Pd selaku (Kabid. Peningkatan Mutu Guru) yang membahas tentang Standar Guru dan Kepala Sekolah. Ada hal yang sangat menarik buat saya yang disampaikan oleh beliau, kutipan dari Sergiovanni (1987), yaitu

” Tidak ada siswa yang tidak dapat dididik, yang ada adalah guru yang tidak berhasil mendidik.”

” Tidak ada guru yang tidak berhasil mendidik, yang ada adalah kepala sekolah yang tidak mampu membuat guru berhasil mendidik,”

“Tidak ada guru yg tidak berhasil mendidik dan tidak ada kepala sekolah yg tdk berhasil membimbing yg ada, adalah pengawas yg belum berhasil membina”

Membaca kutipan di atas kita dapat menyimpulkan: Guru, kepala sekolah, pengawas jangan saling menyalahkan tetapi harus intropeksi diri masing-masing. Lihat kekurangan apa yang kita miliki kemudian perbaikilah kekurangan tersebut. JAngan saling tuding menuding atau saling menyalahkan tetapi kita harus bekerja sama. Karena tidak akan berhasil seorang guru tanpa dukungan kepala sekolah. Tidak akan berhasil kepala sekolah tanpa dukungan Pengawas. JAdi untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia antara guru, kepala sekolah dan pengawas harus saling berinteraksi.
Pada MGMP juga dibahas pula tentang Sertifikasi Guru. Apalagi saat ini sertifikasi guru lagi hangat-hangatnya. Bagaimana menjadi guru yang professional dengan memiliki ijasah sertifikasi. Bagaimana caranya menyusun portofolio, cara menghitung poin-poin yang kita miliki.

Pada pertemua terakhir diadakan praktik mengajar yang dibawakan oleh masing-masing perwakilan bidang studi. Sebenarnya masih banyak lagi materi yang dibahas yang tidak sempat ditulis oleh penulis. Intinya pada workshop MGMP Block Grand Tahap I pelajaran 2009 yang banyak dibahas adalah tentang LESSON STUDY. Insya Allah untuk Workshop MGMP Block Grand Tahap II: Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimana masing-masing peserta membawa hasil penelitian PTK yang akan dikoreksi oleh narasumber dari LPMP SUL-SEL dan UNM.